SELAMAT DATANG DI WEBBLOG PRIBADI SAID ABDULLAH
Semoga Termotivasi

BUS MALAM YANG MENGAKHIRI SEGALANYA

Jika kamu harus pergi berarti hanya sampai disini cerita yang yang sudah kita susun rapi bersama dalam hari hari bahagia, apa kamu rela mengakhiri semua itu hanya dengan seperti ini?
Itulah kata terakhir yang diharapkan mampu meluluhkan Tania agar dia mengurungkan niatnya pergi jauh dari sini, tetapi kata itu hanya membuat hati tambah teriris dengan jawaban, Bila nanti bus ini berangkat tidak pernah ada lagi aku dan kamu dalam hati kita, lupakan aku karena kamu juga telah hilang dalam benakku, Kemudian hanya meresapi kata itu apakah itu kata yang keluar dari proses hati dan otak seorang manusia, mstahil ada seorang manusia berakal sehat mampu melakukan itu, terdiam dengan tetesan air mata mengalir lembut membasahi wajah, tidak pernah aku menagis sebelum ini setelah masa kecilku berakhir, tak terasa gerimis hari membasahi permukaan bumi sambil menyaksikan kodektur mengarahkan bus keluar meninggalkan terminal untuk berlalu dari terminal induk, berkecamuk dalam hati sambil memajatkan doa semoga hujan malam ini lebih deras dan lama biar aku bisa menikmati malam ini dengan landasan kekacauan hati. Aku tak ingin pulang kerumah melainkan menyisir tempat yang pernah dilalui bersama. Aku hanya ingin duduk menikmati guyuran kopi panas membasahi tenggorokan setelah menikmati hujan yang ternyata tidak lama, aku ingin menumpahkan segalanya beban hati, tapi kepada siapa? Tak sadar aku terkejutkan oleh suara sapaan lembut dari samping, Ada masalah apa dek,? Tanya seseorang ibu dengan mimik muka sangat ingin tahu masalahku, ternyata suara datang dari ibu pemilik warung kopi malam itu, ga apa bu,, biasa masalah-masalah tak diundang jawabku sekenanya emang ada ya, orang yang pernah mengundang masalah Tanya nya lagi sebenarnya ada rasa ingin bercerita tapi juga bercampur rasa tak ingin diganggu aku hanya tersenyum sedikit sambil menatapnya, apa aku harus melepas bebanku dengan ibu yang baru aku kenal ini dalam bathinku sambil tetap diam, malam itu adalah malam yang sepi bagi ku, mungkin juga bagi ibu itu karena Cuma aku yang ada disitu bisa dimaklumi mungkin karena hujan malam ini.
Udah jam berapa sekarang bu tanyaku, jam 2 kurang katanya tak kusangka udah banyak waktu kuhabiskan dalam keadaan sedih malam ini, Masalah hidup datang tanpa bisa kita hindari, setiap manusia yang bagaimanapun pasti pernah kedatangan masalah, tanpa bisa kita cegah, tapi kita bisa mengakhiri dengan kemampuan kita, keyakinan kita tentang garisan tuhan, kita bisa tertawa, sedih dan kecewa itu semua kehendak dan kekuasaan tuhan, yang penting kita tahu kesedihan dalam masalah hanya sedikit dalam hidup kita dibandingkan dengan kebahagiaan yang sudah diberikan tuhan kepada kita. Kata-kata bijak itu terlontar dari mulut ibu itu sambil ngelap peralatannya yang terkena percikan hujan seolah berbicara sendiri didepanku tapi aku mendengar dan meresapi kata2 itu dengan jelas. Kata2 ibu itu membuatku berani untuk mengeluarkan bebanku hatiku kepadanya, Bu! Berapa ribu masalah yang sudah ibu lalui dengan hati lapang, tanyaku, semua masalah yang pernah singgah jawabnya sambil tetap mengrjakan pekerjaanya, baru pernah dapat masalah ya tanyanya kembali, baru pernah seberat ini jawabku, Pakaian kamu bersih tanyanya, bersih tapi sedikit basah kataku, kamu sudah shalat isya, klw belum kamu shalat dulu disana katanya sambil menunjuk mushala yang tak jauh dari warung ibu itu,disitu juga ada sarung sama peci bila kamu mau memakai, iya bu aku kesana dulu tapi ibu jangan pulang dulu habis ini aku ingin bercerita sama ibu, ya bu ya mohon kataku sambil berjalan menuju mushala, mengambil air wudhu kemudian shlat memakai sarung dan peci yang sudah disediakan disana kemudian berdoa setelah itu hatiku benar-benar tenang seolah tanpa beban, aku berjalan tenang menuju warung ibu sambil memesan lagi kopi panas untuk ke tiga kalinya, ga bisa tidur lagi kamu katanya dengan tenang, biarlah bu jawabku sambil menerima cangkir kopi yang diserahkannya, katanya mau cerita, cerita apa, maka mulailah aku bercerita pada ibu itu seolah ia sudah aku kenal lama, banyak nasehat, wejangan dan kata-penyejuk jiwa kudapatkan malam itu tak terasa adzan subuh berkumandang dan ibu pun membenahi peralatannya samibil kubantu kemudian bersiap pulang, kalw ingin bercerita atw minta pendapat datang aja kesini katanya tapi adanya Cuma malam klw siang Cuma istirahat dirumah katanya oiya rumah ibu dekat simpang tiga pasar katanya orang-orang tau semua kok sambungnya tanpa ku Tanya jangan lupa shalat subuh ya ibu shalat dirumah aja katanya sambil berlalu pergi dari pandanganku, aku hanya berfikir ini adalah berkah tuhan yang dikirimnya untuk menemaniku malam ini, klw tidak ada ibu itu akupun juga ga tau apa yang mungkin kulakukan dalam keadan seperti itu.
Siang itu aku terbangun jam 11.23 wajar karena semalaman aku tak bisa tidur, lagian hari itu aku juga tidak ada jadwal kuliah setelah mandi aku memasak mie instant kebiasaanku setiap hari kemudian makan, hari itu serasa cerah bagiku walaupun masih ada sedih melintasi fikiranku, aku tak ingin dirumah fikirku, mending ketempat teman untuk membuang jauh sepiku, jadilah aku pergi naik motorku untuk menyambangi teman yang hari ini juga tidak ada jadwal. Sesampai didepan kost teman, belum lagi aku memarkir motorku mereka sudah berteriak memanggil sambil mengguyon, maklum anak-anak kost yang kadang selalu rame, za,,, riza ada yang lagi sedih nih datang kata fauzy kepada riza untuk mengguyonku, iya tumben kata riza, klw nggak sedih atw ada masalah mana mau dia datang katanya lagi, ah nggak juga biasanya sering juga kataku mengelak dari semua itu, kenapa kata fauzy jadi ya Tania pergi katanya menanyakan, klw dia ga pergi mana mungkin aku kesini kataku, tuh kan kata riza benarkan klw ga ada masalah mana mau dia kesini katanya lagi mengguyon, nggak kataku salah ngomong jadilah kami tertawa lepas waktu itu, sambil bercerita semua yang dialami tadi malam kami jadi seperti biasanya tertawa dan bercanda ria aku mulai dapat melupakan sedikit dari semua sedihku, tak terasa aku tertidur lagi ditempat mereka mungkin karena kelelahan, hoy kata riza mengagetkanku sambil menepuk pundakku untuk membangunkan, ada apa kataku tuh Hp kamu bunyi berkali-kali, setelah kulihat ada dua pulu tiga kali panggilan tak terjawab di hpku, setelah ku buka ternyata no dengan nama “mertua” memanggil, kenapa tidak kalian bangunkan dari tadi kataku pada fauzy dan riza, sudah berkali-kali tapi kamu tidur kaya orang mati kata mereka, bercampur aduk perasaan kenapa mamahnya Tania menelponku padahal dia sudah tau juga keputusan yang sudah disepakati Tania denganku bahwa setelah Tania pergi kami tidak ada hubungan apa apa lagi. Ingin mencoba telpon balik tapi ada perasaan takut, jadi kubiarkan saja siapa tahu penting dia telpon lagi, kutaroh Hp ku diatas meja kamar Riza mencoba merebahkan tubuh lagi, tapi langsung saja riza ngomong eeeeeeeeeeeiii jangan tidur lagi siapa tahu ditelpon lagi katanya, siapa emang kata Fauzy, mamah Tania kataku, terkejut kedua temanku, loooo ada apa tuh hehe kata mereka siapa tahu Tania ga jadi pergi kata Riza, Ah ga mungkin sahutku cepat membantah, udah tunggu telpon aja lagi kata riza ni sambil minum kopi katanya, kuterima sambil ingat ibu yang kutemui tadi malam karena melihat kopi, tumben kamu baik bikinkan aku kopi kataku pada riza, aku tau kok teman lagi sedih, perlu dimanja katanya ngeceh, tetap saja perasaanku bercampur aduk, ada apa mamah Tania nelpon fikirku dalam hati,,, Kami melanjutkan cerita lagi bergantian bersama teman teman ini, lagian aku sudah biasa datang ketempat mereka bila ada sesuatu dan riza sama fauzy pun ngerti akan semua tentangku, tidak lama kemudian Hpku berbunyi lagi lalu ku ambil, siapa kata riza, mamah Tania lagi jawabku, angkat aja kata fauzy siapa tau berita bahagia katanya, alah berita bahagia apa pula kataku udah angkat kata riza, sambil berfikir panjang ku terima panggilan itu tanpa ngomong kutaroh ditelingaku Andy,,,! Kata suara diseberang, akupun tahu betul suara mamah Tania karena dia jga sering menghubungiku bila Tania lambat pulang atau yang lain lain, iya bu kataku menyahut cepat kerumah katanya sebelum melanjutkan kata-katanya Hpnya mati Astagfirulah aku lupa ngecharge kataku pada fauzy, charger kita beda, siapa suruh pake merek lain seolah tau kalau aku pengen minjam, ada apa emang, Tania ga jadi berangkat ya kata riza ga tahu Cuma nyuruh kerumah terus mati kataku ya udah kerumahnya kata fauzi, siapa tahu berita bahagia, so sweet kata riza sambil menjemur pakaian setelah nyuci, fikiranku kembali berkecamuk ada apa fkirku dalam hati, perlu ditemani kata fauzy menyahut tunggu bentar kataku, ayo katanya cuci muka dulu baru kesana biar kutemani katanya iya kataku, setelah cuci muka aku bergegas mengambil kunci motor dan helm yang kuletakan berdekatan ayo zy kataku, yo sudah siap berangkat dengan helm sudah terpasang dikepala, letsgo.. bila ada apa apa kasih tau kata riza berteriak dari dalam rumah, iya kataku kemudian fauzy berteriak zaaaa! Minta tolong cucianku diangkat bila hujan katanya dari luar maklum sekarang musim penghujan, kami pun berangkat, namun tetap saja fikiranku tidak karuan karena tidak sempat tahu apa yang akan dibilangi sama mamahnya Tania, sampai dirumah Tania aku langsung kedepan pintu dikuti fauzy Assalamualaikum kataku langsung datang wanita memelukku, taklain adalah mamahnya Tania tapi sambil menangis, ada apa bu tanyaku sambil melihat seisi rumah, kenapa banyak orang fikirku, Ternyata ini jawaban dari semua yang dilakukannya kepada kita, dia mampu ngomong ingin melupakan segalanya disini ternyata ini jawabannya, mamah Tania sambil menangis dia sudah pergi tidak akan pernah kembali lagi selamanya, kemudian datang Bp budi bapaknya Tania dengan jiwa lelaki dia berkata sudah bu sudah kemudian menarik mamahnya Tania andy,,, bus yang ditumpangi Tania kecelakaan penumpangnya Tewas yang tertinggal Cuma anak kecil dibawah kursi penupang,, Tanpa kusadari air mata menetes, ternyata benar, tidak mungkin ada manusia berakal sehat mampu melupakan segala sesuatu dengan cepat, apalagi yang sudah terbina bertahun tahun, sebenarnya lima hari lagi genap dua tahun hubunganku dengan Tania, dari awal pertemuan hingga pertemuan terakhir kemaren sore kami selalu bersama bahkan aku juga sudah berencana mempertemukan keluargaku dengan keluarga Tania, tapi apa boleh buat semua kita berencana tapi tuhanlah yang menentukannya. Aku terkulai lemas mendekati fauzy yang lagi menghubungi Riza mengabarkan kejadian itu. Aku sudah tau Ndy kata fauzy, sabar, semua ada hikmahnya, padahal tadi malam aku menganggap itu Cuma perpisahan sementara karena aku bisa saja menyusul ketempat tujuan Tania untuk sekedar menatap wajahnya walaupun dari kejauhan, tapi hari ini yang ada hanya perpisahan untuk selama lamanya, Teringat kata-katanya sebelum berangkat waktu itu aku benar benar sedih ternyata ini makna dari semua kata kata perih yang terucap dari bibirnya aku benar benar lemas tak bertenaga kubiarkan tubuhku kuhempaskan di sofa yang tersedia diteras rumahnya sambil pula teringat wajah cerianya bila kami duduk disitu. Tuhan,,, inikah sedih yang kau beri setelah lama bahagiaku dengannya, bathinku pun sempat terdiam dalam keadaan seperti ini fauzy tidak berani berbicara sepatahpun takut salah dia hanya ikut duduk disampingku,,, tak lama datang Riza sendiri langsung memanggil fauzy merekapun bicara tak jauh didekatku, suara ribut menyadarkanku dari kesedihanku Mobil pembawa jenazah datang, dengan suara kecil riza bicara, Sabar ya sob,! Bila tak sanggup kamu duduk dulu, biar kami yang kesana nggak kataku langsung biar aku yang mengangkatnya sampai pada pemakaman pun semua aku tak pernah diam aku selalu bergerak untuk membantu sekaligus menatap terakhir kalinya orang yang kusayangi setelah tuhan dan keluargaku. Andy kata pak budi beliau memanggilku ketika melihatku terpaku didepan makam Tania, ini tas yang dibawa Tania waktu pergi buka aja, dengan lembut tanganku langsung membuka resleting tas tersebut, tak bayak baju didalam melainkan Foto Bapaknya Mamahnya tak ketinggalan Fotoku beserta lembaran tulisan yang bunyinya
Beberapa hari ini, sangat besar keinginan untuk meningalkan semua orang yang amat aku sayangi, entah kenapa akupun juga tak pernah tahu, tidak ada yang salah dengan mereka semua melainkan hanya perasaan yang serasa semakin hari semakin jauh, aku menyayangi mereka semua tapi jelas sebuah perasaan yang hadir tanpa ku tahu penyebabnya kenapa aku ingin meninggalkan mereka semua, terdiamku dalam hayalku setiap hari, mampukah aku membahagiakan mereka tapi aku juga tak tahu jawabannya, beberapa malam dalam tidurku selalu kubermimpi aku telah menjadi istri sah dari kekasihk Andy, aku telah menkah dengannya tapi setiap kali bangun aku selalu sedih akankah itu menjadi nyata, beberapa hari ini pula banyak banget kupu-kupu masuk kekamarku kata orang akan banyak orang yang datang tapi aku merasa orang orangya tetap seperti biasa kapan orang orang itu datag aku juga tak tahu, sampai hari ini, hari aku menulis tulisan ini aku sudah tidak tahan lagi disini hasrat hati sudah tidak ada padahal orang orang disekelilngku sangat menyayangiku tapi aku tak tahu lagi aku harus pergi dan aku juga sangat yakin bahwa aku mampu melupakan mereka.
Beberapa hari setelah kejadian itu aku menemui ibu pemilik warung kopi untuk kembali bercerita, pun seperti malam sebelumnya sampai pagi aku bercerita dengan ibu itu yang sampai saat ini sudah kujadikan orang tua angkatku. Sampai hari ini aku masih baik dengan Bp Budi beserta keluarganya, sampai hari ini pula aku masih sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan Pesanmu dan kita berbagi bersama
Membangun Diri Bersama
Sukses Bersama